Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Ada Kandungan Berbahaya Dibalik Segarnya Susu Formula


TEMPO Interaktif, Jakarta - Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawasan Obat-obatan dan Makanan serta IPB hari ini, Kamis (10/2) mengumumkan susu formula yang tercemar enterobacter sakazakii. Putusan Mahkamah Agung yang mewajibkan tiga lembaga itu mempublikasikan daftar susu formula yang diduga tercemar bakteri tersebut hingga akhir Februari 2011.

Kasus ini bermula ketika Institut Pertanian Bogor mengungkapkan hasil penelitiannya pada Februari 2008. Sebanyak 22,73 persen susu formula dan makanan bayi mengandung Enterobacter sakazakii. Bakteri ini berbahaya bagi organ tubuh seperti pembuluh darah, selaput otak, saraf tulang belakang, limpa, dan usus bayi.

Penelitian tersebut dilakukan selama 3 tahun terhadap 22 sampel susu yang mengandung bakteri enterobacter sakazaii antara tahun 2003-2006. Penelitian dilakukan terhadap tikus yang diinfeksi enterobacter. Hasilnya tikus itu mengidap enteritis (peradangan saluran pencernaan), sepsis (infeksi peredaran darah) dan meningitis (infeksi pada lapisan urat saraf tulang belakang dan otak).

Kemudian, sejumlah pihak mendesak Kementerian Kesehatan, BPOM dan IPB mengumumkan susu formula yang tercemar tersebut. Namun, ketiganya menolak dengan beberapa alasan antara lain pertimbangan etika, penelitian belum teruji pada manusia tetapi pada tikus, dan belum ditemukan kasus bayi yang terinfeksi enterobacter setelah mengkonsumsi susu.

Pengacara David M.L. Tobing menggugat Institut Pertanian Bogor, Badan POM, dan Menteri Kesehatan untuk mengumumkan penelitian di Pengadilan Negeri Pusat pada Maret 2008. Sebagai seorang ayah, David resah, sebab kedua anaknya mengkonsumsi susu formula. Pengadilan mengabulkan permohonan David pada Agustus 2008 agar pihak tergugat mengumumkan susu yang tercemar. Namun ketiga pihak tergugat mengajukan banding.

Pihak tergugat kembali kalah di Pengadilan Tinggi DKI Jakarta, yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri. BP POM, IPB dan Kementerian Kesehatan mengajukan kasasi. Pada 26 April 2010, Mahkamah Agung memutuskan tiga pihak mengumumkan seluruh merk susu formula melalui media massa yang memuat informasi detil dan transparan.


Analisis 

Filsafat moral

    1. Hedonisme = Sehaharusnya perusahaan tidak mementingkan keuntungan semata, keselamatan konsumenlah yang harus menjadi hal utama bagi perusahaan si pembuat susu formula tersebut

   2. Utilitarianisme = Peneletian yang telah dilakukan selama 3 tahun disebutkan bahwa 22 sampel susu yang mengandung bakteri enterobacter sakazaii antara tahun 2003-2006. Penelitian dilakukan terhadap tikus yang diinfeksi enterobacter. Hasilnya tikus itu mengidap enteritis (peradangan saluran pencernaan), sepsis (infeksi peredaran darah) dan meningitis (infeksi pada lapisan urat saraf tulang belakang dan otak).


    Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain ialah :

    1. Pengendalian Diri
Terkait dengan tindakan adanya zat tercemar dalam susu formula, sebaiknya perusahaan yang menjalankan bisnis tersebut harus mampu melakukan pengendalian diri dalam arti tidak hanya mementingkan keuntungan semata, karena kepuasan & kesehatan konsumen adalah hal yang paling utama. 

     2. Pengembangan tanggung jawab sosial ( social responbility )
Bisnis produk susu sangat riskan akan pemalsuan dan zat-zat berbahaya, maka dari itu pebisnis harus dituntut untuk mementingkan konsumen, karena ini menyangkut kesehatan masyarakat banyak, jangan sampai pebisnis tidak bertanggung jawab karena hanya mementingkan produk itu laku di pasar tapi tidak peduli dengan konsumennya. 

      3. Menciptakan persaingan yang sehat
Produk susu formula yang ada di pasaran saat ini sangat beragam macam merk, oleh karena itu perusahaan susu formula harus menciptakan persaingan yang sehat dengan cara tidak saling menjatuhkan satu sama lain, dengan cara itu konsumen pun tidak di buat pusing dengan adanya macam-macam merk yang ada dan isu-isu yang tidak benar.

     4. Menyatakan yang benar itu benar
Untuk masalah ini peneliti harus membuktikan dengan benar bahwa terdapat ada atau tidaknya zat-zat berbahaya jangan sampai menyebarkan isu-isu yang merugikan konsumen & produsen.

   5. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
Supaya konsep ini dapat berjalan dengan baik, perlu dilibatkan antara produsen susu formula untuk konsekuen dan konsisten mematuhi peraturan bersama.


Dunia Bisnis
       Perkembangan ilmu teknologi menuntut perusahaan melakukan inovasi, agar konsumen tidak merasa bosan dengan rasa susu itu-itu saja. Langkah apa yang harus ditempuh? Didalam bisnis tidak jarang berlaku konsep tujuan menghalalkan segala cara. Bahkan dengan tidakan mencampurkan zat-zat yang semestinya tidak dilakukan oleh produsen susu formula karena mengancam kesehatan konsumen. Terjadinya perbuatan tercela dalam dunia bisnis tampaknya tidak menampakan kecenderungan tetapi sebaliknya, makin hari semakin meningkat.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar