NAMA : RENDI
CAHYA PUTRA
NPM : 27211876
PRODUKSI PERTANIAN PADI DI JAWA BARAT (2007)
1. Pendahuluan
Sumber daya alam, telah dikenal oleh manusia sejak manusia ada di bumi ini.
Mulai dari ketika ia makan hingga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang tidak
bisa dilepaskan dari sumber daya alam. Sumber daya alam adalah semua aspek alam
yang dapat dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Interaksi antara
manusia dengan alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya merupakan salah satu bentuk
pemanfaatan yang dilakukan manusia dalam mengolah sumber daya alam.
Ketersediaan dari sumber daya alam adalah fungsi dari dua hal, yaitu
karakteristik fisik sumber daya alam dan kondisi teknologi dan ekonomi
Secara umum sumber daya dapat dibagi menjadi dua
golongan. Pertama yaitu sumber daya yang dapat diperbarui seperti kayu,
tanaman pangan, hewan ternak, dan sebagainya. Kedua, sumber daya yang tidak
dapat diperbarui seperti minyak bumi, batu bara, gas alam, dan barang tambang
lainnya.
Indonesia merupakan negara yang terletak di
khatulistiwa yang memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah disamping
letaknya yang strategis secara geografis. Sumber daya alam tersebut mulai dari
kekayaan laut, hutan, hingga barang tambang yang tersebar dari Sabang sampai
Merauke. Sandy (1996) mengemukakan jenis-jenis sumber daya di Indonesia yang
meliputi ruang angkasa, hutan, lautan, tambang, tanah, dan air.
Sumber daya pangan merupakan salah satu dari
kebutuhan pokok manusia yang dapat diperbarui. Di Indonesia, nasi merupakan
makanan pokok (staple food) sehingga usaha produksi sumber daya pangan
di Indonesia utamanya adalah pertanian padi. Pertanian padi banyak
terdapat di Pulau Jawa karena memiliki kesuburan tanah yang tinggi. Hal ini
dikarenakan Pulau Jawa merupakan wilayah geosinklinal muda dan jalur orogenesa
dengan banyak wilayah vulkanik yang kuat (Pannekoek, 1939). Karena mineral dari
debu vulkanik itulah Pulau Jawa memiliki tanah yang subur. Dengan kesuburan
tanah yang tinggi di Pulau Jawa tersebut, banyak penduduk yang mengumpul untuk
bermukim di tanah-tanah yang subur sehingga terjadi pemusatan penduduk (Sandy,
1996). Lambat laun, penduduk akan bertambah populasinya yang berarti juga
peningkatan jumlah konsumsi beras yang naik seiring dengan meningkatnya populasi
manusia.
Provinsi Jawa Barat, sejak masa pendudukan
Belanda sudah mengusahakan pertanian padi sehingga sampai saat ini pun
dikatakan sebagai lumbung beras Indonesia. Bahkan, pada dekade 80-an Indonesia
berhasil mencapai swasembada pangan sehingga FAO memberikan penghargaan kepada
pemerintah Indonesia saat itu.
2. Pembahasan
Fakta Wilayah
Provinsi Jawa Barat terdapat di
zona barat Pulau Jawa. Secara astronomis terletak di 6o – 8o
LS dan 106o – 109o BT yang terdiri dari 25 daerah tingkat
II. Sembilan daerah setingkat kota dan 16 daerah setingkat kabupaten. Dalam
makalah ini, yang menjadi lingkup wilayah kajian ialah kriteria daerah tingkat
II yang setingkat kabupaten. Hal ini dimaksudkan untuk melihat seberapa besar
produksi panen padi di daerah tersebut karena mayoritas penggunan tanah di
wilayah kabupaten yaitu non urban. daerah kota tidak diikutkan dalam geomer
makalah ini karena secara fungsi, sektor utama yang berkembang ialah
perdagangan dan jasa.
Secara fisiografis, Pulau Jawa dapat dibagi ke dalam tiga zona. Yaitu zona
utara, tengah, dan selatan. Zona utara merupakan endapan aluvial yang subur dan
terdapat pula kipas aluvial yang kandungan haranya tinggi. Di zona tengah
merupakan depresi yang diisi dengan endapan vulkanik muda dan terdapat
blok-blok gunung api. Di zona selatan merupakan hasil dari endapan vulkanis
tebal (breksi tua) yang terlipat pada meosen tengah (Pannekoek, 1939).
Produksi Padi di Jawa Barat
Total luas lahan pertanian di Provinsi Jawa Barat yang panen, menurut BPS
(2008), pada tahun 2007 totalnya sebesar 1.696.769 ha. Sedangkan total hasil
produksi panen Provinsi Jawa Barat pada tahun 2007 yaitu 9.203.497 ton.
Sehingga jika dihitung hasil panen per hektarnya, didapat rata-rata hasil panen
per hektar sebesar 5,42 ton/ha atau 54,2 kwintal/ha.
Jumlah total produksi padi tertinggi di Provinsi Jawa Barat di kabupaten pada
tahun 2007 terdapat di Kabupaten Indramayu dengan total produksi sebesar
1.096.136 ton dengan luas panen 192.147 ha. Jumlah produksi Kabupaten Indramayu
ini tidak berbeda jauh dengan Kabupaten Karawang yang memiliki jumlah produksi
1.026.063 ton. Sebaliknya, jumlah total produksi terendah terdapat di Kabupaten
Purwakarta dengan jumlah produksi 198.984 ton. Kabupaten Cianjur, yang dikenal
dengan beras hasil produksinya yang memiliki kualitas baik hanya menghasilkan
659.499 ton.
3.Kesimpulan
Sumber daya padi merupakan sumber daya yang
sangat vital karena merupakan sumber makanan pokok di Jawa Barat khususnya dan
di Indonesia pada umumnya. Produksi padi tertinggi terdapat dibagian utara Jawa
Barat sedangkan yang terendah terdapat di bagian tengah Jawa Barat. Keberadaan
pertanian padi di Provinsi Jawa Barat dipengaruhi oleh kondisi geomorfologi
yang bersangkutan karena merupakan unsur yang membentuk muka bumi di wilayah
tersebut.
4.DAFTAR PUSTAKA
BPS Provinsi Jawa Barat. 2008. Provinsi Jawa
Barat dalam Angka 2007. BPS.
0 komentar:
Posting Komentar